Stunting adalah salah satu bentuk malnutrisi yang terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Stunting ditandai dengan tingginya yang tidak sebanding dengan usianya. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari anak-anak seusianya yang sehat.
Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi yang cukup selama masa pertumbuhan. Gizi yang tidak cukup dapat menyebabkan pertumbuhan otak dan tubuh yang terhambat, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti masalah pada sistem kekebalan tubuh, masalah pernapasan, dan masalah kognitif.
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang tersebar luas di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 155 juta anak di seluruh dunia mengalami stunting.
Untuk mengurangi tingkat stunting di suatu wilayah, perlu adanya upaya-upaya yang terpadu dan terintegrasi, termasuk peningkatan ketersediaan makanan yang bergizi, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik, serta peningkatan edukasi kesehatan masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
menurut data dari National Family Planning Coordinating Board (BKKBN) tahun 2016, tingkat stunting di provinsi Jambi adalah sebesar 35,2%, yang merupakan salah satu tingkat stunting tertinggi di Indonesia.
Untuk mengurangi tingkat stunting di provinsi Jambi, diperlukan upaya-upaya yang terpadu dan terintegrasi, termasuk peningkatan ketersediaan makanan yang bergizi, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik, serta peningkatan edukasi kesehatan masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, diperlukan juga kolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak lainnya untuk mengimplementasikan program-program yang tepat untuk mengurangi tingkat stunting di provinsi Jambi.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan, sikap, dan prinsip-prinsip yang telah terakumulasi dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan lingkungannya. Kearifan lokal dapat memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di suatu wilayah.
Beberapa contoh kearifan lokal yang dapat membantu dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di suatu wilayah adalah:
- Pengetahuan tentang jenis-jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, serta cara memasak makanan tersebut dengan cara yang sehat.
- Pengetahuan tentang pentingnya air bersih dan sanitasi yang baik untuk kesehatan anak.
- Pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, seperti dengan mengelola sampah dengan baik dan menjaga kebersihan sumber air yang digunakan.
- Sikap dan prinsip-prinsip yang menghargai dan menghormati hak-hak anak, termasuk hak anak untuk mendapatkan gizi yang cukup.
- Sikap dan prinsip-prinsip yang menghargai dan menghormati hak-hak ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik selama kehamilan dan persalinan, serta setelah melahirkan.
Dengan memperhatikan kearifan lokal yang ada, maka diharapkan dapat tercipta suatu sistem penanggulangan stunting yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat, sehingga dapat lebih efektif dan efisien dalam mengurangi tingkat stunting di suatu wilayah.
Stunting seringkali terjadi pada anak-anak yang tinggal di lingkungan miskin. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Kurangnya akses terhadap makanan yang bergizi: Anak-anak yang tinggal di lingkungan miskin seringkali kesulitan untuk mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat.
- Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik: Lingkungan miskin seringkali tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit-penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak, seperti diare dan infeksi saluran kemih.
- Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik: Anak-anak yang tinggal di lingkungan miskin seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik, seperti imunisasi dan perawatan gizi, yang dapat memperburuk kondisi malnutrisi yang sudah ada.
- Lingkungan yang tidak sehat: Lingkungan miskin seringkali terpapar polusi udara yang tinggi, serta tidak memiliki akses terhadap kebersihan yang baik, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit-penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.
Untuk mengurangi tingkat stunting di lingkungan miskin, diperlukan upaya-upaya yang terpadu dan terintegrasi, termasuk peningkatan ketersediaan makanan yang bergizi, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik, serta peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik. Selain itu, diperlukan juga peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang ada dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.